Musik Adalah Teman - Day 8 of#30DaysWritingChallenge -

Aku suka banget jalan – jalan sendiri. Ke mall bahkan hingga ke luar kota aku pernah melakukannya sendiri. Entahlah, lebih ringkas aja kalau menurutku jalan – jalan sendiri tuh. Gak perlu janjian, gak perlu nungguin orang itu siapnya kapan. Kapanpun aku mau pergi, tinggal pergi aja. Aku tak pernah risau ketika pergi sendirian karena aku punya musik. Ya, musik selalu menjadi teman setiaku dalam bepergian. Setiap kali aku melangkah keluar rumah, walau hanya pergi ke depan gang menuju minimarket pun aku pasti mendengarkan musik. Di tengah ramai dan bisingnya  jalanan yang aku lewati, telinga yang terpasang earphone dan berisi lirik serta alunan musik adalah penenang. Kondisinya berbeda apabila sebaliknya, aku sedang dalam kesepian, atau sedang berkumpul bersama orang lain namun semua saling diam, musik berperan sebagai pencair suasana agar suasana tidak terlalu hening.

 

Musik buatku juga bisa menjadi alat untuk mewakili suasana hatiku saat itu, mulai dari sedih dan senang. Aku suka sekali memahami dengan cermat isi lirik dari lagu tersebut. Kadang, ketika aku merasa relate dengan lirik lagu tersebut, aku seakan terbawa suasana. Ada beberapa perasaan yang sulit aku ungkapkan bahkan itu ke diriku sendiri, dan musik seakan mewakilinya.

 

Musik juga bisa jadi pelengkap khayalanku. Seringnya aku berandai – andai kelak ketika menikah, aku ingin sekali wedding singer di pernikahanku nanti menyanyikan lagu – lagu yang sudah aku siapkan. Walaupun saat ini hilal jodoh masih belum terlihat, tapi aku sudah memiliki beberapa lagu pilihan yang aku ingin ada pernikahanku nanti.

 

Hampir seluruh aktivitas dalam hidupku, musik adalah temannya. Kecuali satu, aku tidak bisa membaca buku sambil mendengarkan musik. padahal kalau lihat orang lain kayak yang seru gitu, bisa baca buku sambil pasang earphone, tapi aku gak bisa. Setiap kali aku mencoba mendengarkan musik sambil membaca buku yang ada justru alunan musik tersebut malah lebih nyangkut daripada isi buku yang aku baca.

 

Hal terbesar yang aku alami selama menjadi pendengar musik adalah bisa nonton konser musik. Jangan sebut aku norak ya. Buat aku yang sudah sering dilarang orang tua untuk nonton konser dan kemudian akhirnya ada satu waktu dimana akhirnya di ijinin nonton konser tuh, rasanya seneng banget. Itu terjadi tahun lalu, jauh sebelum pandemi. Ternyata rasanya beda banget, ketika kita bisa nyanyi bareng sama penyanyinya secara langsung, dibanding cuma dengerin atau nonton video klipnya di youtube. Yang aku rasakan kala nonton konser tuh, seneng, terharu dan kayak bisa ngelepasin semua perasaan yang ada. Apalagi pas nonton konser dulu, lagi patah hati *ups, jadinya semua energi kayak keluar semua dan bisa sejenak melupakan apa saja masalah dan kerisauan yang tengah dihadapi. Di tengah kerumunan banyak orang, bernyanyi bersama – sama, menggerakkan badan sedikit ke kanan dan kiri mengikuti alunan musik sungguh menyenangkan. Apalagi biasanya aransemen lagu versi asli dan di konser itu suka di buat berbeda oleh si penyanyinya. Biasanya mereka tambahkan improvisasi sedikit agar lebih berbeda. Pokoknya atmosfer nonton konser tuh beda deh. Walau aku ga munafik, selama konser aku masih merekam penampilan mereka untuk aku jadikan kenang – kenangan, tapi aku masih bisa menikmati keseluruhan acara konser tersebut. Duh, jadi kangen nonton konser. Corona berlalu yuk, bisa yuk hilang dari muka bumi ini. Bener – bener kangen ada di tengah kerumunan orang – orang sambil nyanyi – nyanyi. Please mau lagi.

 

Pokoknya, bagiku musik adalah elemen terpenting dalam hidup, yang seandainya tidak ada, aku bingung sih harus gimana.


#30DaysWritingChallenge

Day 8 - The Power Of Music

Komentar

Postingan Populer