2018




Semoga hari ini belum terlambat untuk menceritakan tentang tahun 2018

2018 was hard for me. Sangat berat sampai tak sadar seringkali ingin menyerah dengan keadaan. Aku benar – benar merasa ada di titik terendah. Rasa sedih, marah, kecewa, benci, amarah dan lainnya bersatu dalam hati, pikiran dan jiwa. Fisik dan mentalku rasanya benar – benar di tempa. Masalah satu selesai, datang yang lain. Satu orang pergi, disusul lagi yang lain. Walau ada pengganti, tetap rasanya berbeda. Pokoknya tahun 2018 berat, mungkin saking beratnya, Dilan juga ga akan mau menanggungnya. Lebih baik ia menanggung rindu kepada Milea (oke ini mulai ngawur nulisnya)

Awal tahun 2018, aku dihadapkan dengan berbagai macam perubahan. Perubahan yang sampai sekarang masih aku coba untuk mengikhlaskannya dan berdamai dengan perubahan tersebut. Pertengahan tahun 2018, aku ditinggal oleh orang – orang yang telah lama bersamaku dalam satu lingkungan. Rasa nyaman karena hampir setiap hari bertemu, harus aku tepis. Mereka harus pergi demi cita – cita yang ingin diraih. Aku tak punya kuasa untuk menghadang. Mereka yang pergi memang ada penggantinya, walau tetap ada rasa yang berbeda. Pertengahan tahun memang seakan menjadi momentum orang – orang silih berganti datang dan pergi dalam kehidupanku. Menjelang akhir tahun, kesabaranku benar – benar diuji. Seseorang mengusik kehidupanku, padahal aku tak pernah mengusiknya. Kalaupun sikapku kurang bersahabat kepadanya, itu semua juga berawal dari sikapnya yang tak baik padaku. Kini ia pun memfitnah dan menjelek – jelekkan nama baikku di depan beberapa orang. Jujur aku sakit dan sedih. Tapi aku pun sadar tak punya daya untuk melawannya. Aku hanya mampu melawan lewat doa dan menceritakannya pada Tuhan. Biar Tuhan yang membalas

Lewat berbagai peristiwa yang terjadi di tahun 2018, aku mendapat beberapa pelajaran kehidupan seperti:

1. Belajar keluar dari zona nyaman
Aku baru tersadar, sepertinya aku terlalu nyaman dengan berenang di perairan yang tenang. Aku lupa bahwa suatu saat akan ada ombak yang menerjang, aku tak pernah punya persiapan matang ketika ombak tinggi itu datang dan hampir saja membuatku tenggelam. Akhirnya kini aku hanya berharap agar segera menepi dan mendapat sebuah tempat baru.

2. Tidak boleh bergantung pada orang lain
Seakrab – akrabnya kamu dengan seseorang, entah itu teman, kekasih, saudara, bahkan orang tua yang mendidik dan membesarkan sedari kecil, akan ada masanya mereka akan pergi dari kehidupan kita. Entah dengan cara yang baik atau buruk sekalipun, yang pasti orang akan silih berganti datang dalam kehidupan kita. Berhenti berharap pada orang lain.

3. .Belajar bersabar
Ini yang masih sulit ku lakukan. Terutama bersabar dalam mengahadapi orang yang tak ku sukai dengan segala tingkah polanya yang seringkali membuatku muak melihatnya. Tak sadar diri ini sering berkata yang tidak – tidak, padahal kalimat buruk bisa saja kembali kepada diri sendiri. Seseorang bahkan menasehatiku, ucapan kita kepada seseorang itu ibaratnya seperti bola bekel yang di lempar kedepan, pasti akan kembali lagi mengenai kita. Tak ada cara lain selain sabar, dalam menghadapi orang yang tak disukai, begitu katanya.


Masih banyak lagi hal lain yang ku pelajari di tahun 2018 kemarin. Semua pelajaran itu kujadikan bekal untuk menjalani tahun 2019 yang masih menjadi teka – teki. 2018 yang kurasa begitu berat, nyatanya aku mampu melewatinya walau penuh dengan tangis, marah, kesal, sedih, kecewa dan perasaan kurang baik lainnya.

Semoga tahun 2019 lebih baik untukku. Semoga segala cita dan harapanku terkabul di tahun ini. Semoga aku mampu menjalani tahun 2019 dengan lebih bersyukur dan bahagia. Semoga, semoga, semoga.

Aku yakin, akan selalu ada pelangi setelah hujan. Aku yakin akan ada keajaiban setelah begitu banyak hal tak terduga yang terjadi dalam hidup ini. Aku yakin semua akan lebih baik.

Bismillah, aku siap menjalani tahun 2019 dengan lebih baik..



"Selamat datang 2019, selamat tinggal 2018. Aku tak melupakanmu, aku menjadikanmu pelajaran"
 



Komentar

Postingan Populer