Aku Adalah - Day 1 of #30daysWritingChallenge -

Suci Rachmadewi Putri. Nama yang orang tuaku sematkan kepadaku pada tanggal 16 Desember 1995. Artinya hampir 25 tahun aku hidup. Sepanjang aku hidup, aku terus belajar untuk mampu mengenali diriku sendiri. Karena menurutku, proses mengenal diri sendiri adalah pekerjaan seumur hidup. Mungkin hingga detik ini aku baru mampu mengenali diriku sendiri tak lebih dari 30%.

 

Aku selalu beranggapan bahwa hanya orang lain yang mampu menilai diriku. Hingga kadang akibatnya, aku terlalu percaya dan menelan bulat – bulat apa pendapat mereka tentangku. Lambat laun aku pun seperti tumbuh menjadi pribadi seperti apa yang mereka ucapkan. Untungnya, atas semua pelajaran hidup yang aku dapatkan dari berbagai kejadian yang telah aku lewati, aku kembali pelan – pelan mencoba untuk mengerti diriku dan berusaha untuk mengenali diriku sendiiri. Aku mencoba untuk mendengar dan melihat diriku sendiri itu seperti apa. Aku tidak mau lagi terbentuk karena ucapan orang lain. Aku ingin tunjukkan bahwa mereka sebenarnya tidak benar – benar mengenalku dan hanya diriku sendiri lah yang benar – benar mengetahui siapa aku.

 

Aku adalah orang yang terkesan cuek, sulit mengekspresikan rasa sayang terhadap orang lain, siapapun itu. Tapi jauh dari lubuk hatiku yang terdalam, aku sebenarnya peduli. Aku hanya kebingungan untuk mengutarakannya. Bahkan untuk kontak fisik seperti berpelukan saja aku agak canggung. Tapi kalau orang lain yang memulai untuk berpelukan, tenang saja aku pasti akan menyambut pelukan itu.

 

Aku adalah pendengar yang baik. Terkesan narsis ya? Tapi itulah yang aku kenali dari diriku. Entah sudah berapa banyak cerita yang telingaku dengar dari orang – orang di sekitarku. Dari percintaan, kehidupan, keluarga, konflik, rumah tangga, pertemanan, sekolah, pekerjaan dan lainnya. Aku selalu memposisikan diriku sebagai pendengar, tanpa aku tahu rasanya di dengar itu seperti apa. Entah aku yang tak percaya diri untuk berbagi kisah, atau aku merasa memang tak ada yang benar – benar bisa mengerti diriku selain diriku sendri. Aku hanya mampu berbagi kisah yang umum, seru, juga jenaka. Kalaupun aku berbagi kisah duka, itu mungkin hanya sekitar 5% dari apa yang ada. Sisanya, aku pendam dan aku hanya menceritakannya kepada diriku sendiri. Terbiasa memendam, aku pun jadi terlatih untuk menyimpan semuanya sendiri, bahkan hingga tahap menyelesaikan masalah yang ku hadapi pun aku selesaikan sendiri. Kadang aku mencoba untuk terbuka, tapi entah mengapa setelahnya malah timbul perasaan aneh. Pernah juga ketika akhirnya aku mencoba untuk terbuka dan bercerita pada orang lain tentang masalah yang aku hadapi, orang tersebut malah jadi membanding – bandingkan masalah yang tengah ku hadapi dengan masalah yang dia miliki. Disitu aku jadi agak trauma untuk bercerita Kembali pada orang lain.

 

Aku adalah orang yang sebenarnya cukup kesulitan dalam bersosialisasi. Menyapa seseorang terlebih dahulu jelas pekerjaan sulit buatku. Bukan aku judes atau sombong, hanya saja aku suka merasa canggung. Suka ada rasa takut dalam diriku kalau aku menyapa orang terlebih dahulu, takutnya orang tersebut cuek dan tidak mengenaliku. Itulah kadang yang membuat persepsi orang terhadapku adalah judes dan sombong. Padahal aku hanya kesulitan untuk menyapa orang terlebih dahulu. Sikapku seperti itu sangat berbanding terbalik dengan pekerjaan yang aku jalani. Aku bekerja di bidang jasa (perhotelan) yang mana mengharuskan aku untuk menyapa tamu terlebih dahulu. Untungnya dalam hal pekerjaan, aku mampu bersikap profesional. Aku bisa menyapa tamu terlebih dahulu tanpa ada rasa canggung dan takut apakah sapaanku akan berbalas atau tidak. Namun ketika sudah keluar dari ranah pekerjaan, aku Kembali lagi menjadi diriku yang segan untuk menyapa orang terlebih dahulu.

 

Aku adalah orang yang cukup ekspresif. Maksudnya, ketika aku sedang senang, perasaan itu akan sangat terpancar di wajahku. Aku akan selalu tersenyum, mataku berbinar. Pokoknya aku sulit menyembunyikan perasaan senang. Begitupun sebaliknya, saat aku sedih, marah ataupun kecewa wajahku akan sangat memancarkan aura sedih itu. Diikuti pula dengan ucapanku yang kadang kurang terkendali. Ya aku memang agak emosian, ini masih menjadi PR besar untukku untuk mampu mengendalikan kondisiku ketika sedang emosi. Berkaitan Kembali dengan pekerjaan, pekerjaanku mengharuskan untuk selalu bersikap ramah tamah kepada tamu. Bersabar menghadapi complain tamu dan tetap bertutur manis kepada tamu. Lagi – lagi, untungnya aku mampu profesional dalam bekerja.

 

Selain keempat hal di atas, tentang diriku yang aku tahu adalah, aku cukup perfeksionis, namun terkadang agak grasak grusuk ( apa ya Bahasa Indonesia yang benarnya ? hehe ). Karena kadang ada aja moment dimana tanganku kena setrika, tergores pegangan ember, hampir kepleset, kesandung dan lainnya.

 

Ya itulah beberapa hal tentang diriiku, yang rasanya tidak mungkin aku tulis semuanya di sini. Sejatinya, aku masih terus dan akan terus belajar untuk mengenal diriku lebih dalam lagi.


#30DaysWritingChallenge

Day 1 - Describe Your Personality

Komentar

Postingan Populer