Izinkan Aku Berubah


Saat melewati hari – hari terberat seperti saat ini, rasanya aku ingin kembali ke masa lampau menggunakan mesin waktu. Aku ingin kembali ke masa dimana aku masih berusia belasan. Masa dimana aku masih labil, masih jauh dari rasa optimis, masih jauh dari doa, dan masih jauh dari Tuhan (walaupun hingga kini aku pun belum sepenuhnya mendekat dan berserah kepadaNya)

Aku ingin mengulang semuanya, mengulang kembali sikapku yang seringkali pesimis menjadi selalu optimis. Mengulang sikapku yang jarang sekali berdoa, menjadi selalu berdoa dalam keadaan apapun. Mengulang sikapku yang jarang dekat dengan Tuhan menjadi lebih mendekat kepadaNya.

Kadang aku merasa, kondisi yang saat ini aku alami adalah buah dari segala sikap pesimisku. Buah dari ucapan – ucapan buruk dan pasrah yang sadar tak sadar aku lontarkan. Aku lupa bahwa ucapan adalah doa. Aku lupa bahwa doa itu tak cepat terkabul, bisa saja Tuhan kabulkan nanti. Kondisi ini juga menurutku adalah buah dari sikapku yang tak bergantung pada Tuhan, melainkan kepada makhlukNya. Ya benar memang, apa yang ditanam, itulah yang dituai

Kini aku menuai semua yang aku tanam di masa lampau. Dan aku hanya bisa mengelus dada atas apa yang terjadi. Kembali ke masa lampau sangatlah tidak mungkin. Itu hanyalah sebuah angan – angan. Hidup berjalan maju, bukan mundur.

Aku tidak bisa mengubah masa laluku, karena semua telah terlambat. Semua sudah berjalan dan hanya bisa kujadikan pelajaran.

“Tuhan, aku tidak bisa mengubah masa laluku. Aku sadar. Tapi, bolehkah kini aku berubah? Aku ingin merancang masa depanku dari sekarang. Caranya, aku akan berusaha melakukan yang terbaik, aku akan berdoa, berkata yang baik – baik, akan kugantungkan semua harapan dan cita – citaku padaMu dan meyakinkan diriku bahwa pertolonganmu akan senantiasa datang untukku.” 
Tuhan, izinkan aku berubah.



Komentar

Postingan Populer