Online vs Konvensional

Di Kota Bandung, tempat ku tinggal ini beberapa hari yang lalu sempat tersebar wacana akan mogoknya para supir angkutan umum (angkot) selama 3 hari terhitung dari tanggal 10-13 Oktober 2017. Untungnya itu semua hanya sekedar wacana karena akhirnya mogok itu di batalkan. Penyebab para supir angkot sempat ingin mogok ialah tak lain tak bukan karena tidak setuju dengan adanya transportasi online.

Sayangnya, walau angkot tidak jadi mogok, Pemkot Bandung justru belum mengizinkan beroperasinya transportasi online sampai adanya surat perizinan sekitar tanggal 1 November 2017.
Walau begitu, tadi aku sempet iseng nyari ojek online melalui aplikasi GO-JEK dan ternyata masih ada yang beroperasi walau tidak banyak seperti biasanya.

Bagi aku sendiri transportasi online sangatlah membantu kehidupanku sehari - hari. Apalah dayaku yang tidak bisa mengendarai kendaraan dan juga tidak memilikinya. Alhasil, dengan adanya transportasi online sangat membantu kalau aku mau berpergian. Khususnya kalo aku mau pergi ke suatu tempat yang mungkin tidak di lalui angkot. Ataupun kalo misalnya di lalui angkot, aku harus naik turun angkot beberapa kali untuk sampai di tujuan. Tapi walaupun begitu aku tidak melupakan angkot kok. Untuk beberapa perjalanan aku masih memilih angkot. Walau sempat mengalami kejadian kurang mengenakkan di angkot saat bersama teman - teman sekitar beberapa bulan yang lalu, tapi itu tidak menjadikan trauma. Aku hanya lebih berhati - hati lagi dalam menggunakan jasa angkot.

Aku ga mau terlalu banyak berpendapat soal ini sih. Karena aku ngerti ini masalah yang cukup sensitif. Aku cuma bisa berharap semoga Pemkot Bandung bisa mengeluarkan keputusan yang adil. Aku sendiri tidak bisa memilih apakah aku lebih suka transportasi online atau transportasi konvensional. Yang jelas, aku tetap membutuhkan kedua jenis transportasi tersebut untuk kehidupan sehari - hari.

Kalau pendapat kalian seperti apa?

Komentar

Postingan Populer