Setelah Tertunda Sekian Lama.... #RaisaGBK2023
Seneng banget,
25 Februari 2023 kemarin (yang sudah beberapa bulang yang lalu itu), mimpiku buat nonton konser tunggal Raisa, penyanyi
favoritku, akhirnya terwujud. Untuk sampai semua ini terjadi ternyata butuh
waktu yang gak sebentar. Soalnya konser ini harus tertunda cukup lama karena
pandemic. Harusnya konser ini terlaksana di tahun 2020, saat itu aku pun aku
sudah membeli tiketnya, dan berusaha optimis bahwa bisa nonton. Tapi ya apa mau
dikata, pandemic gak terelakkan, hingga akhirnya konser dinyatakan postponed
dan semua yang sudah membeli tiket saat itu harus di-refund.
Tahun berlalu,
tibalah di tahun 2022. Saat itu musisi-musisi Indonesia sudah mulai pelan-pelan
menggelar konser musik. Aku yang di tahun 2022 justru menganggur, sempat
was-was, takut-takut Raisa tiba-tiba mengabarkan akan menggelar konser
tunggalnya yang sempat tertunda. Hingga akhirnya, atas kebaikan Allah SWT,
Raisa mengumumkan tentang konser tunggalnya saat aku sudah mulai bekerja
kembali. Akhrnya aku bisa membeli tiket konsernya tepat di hari pertama
penjualan tiketnya. Sayangnya aku tidak bisa mendapatkan kategori yang
aku inginkan. Tadinya aku ingin duduk di kategori festival warna green. Sesuai
denah, kategori tersebut berada di dekat panggung. Karena gagal mendapatkan kategori
yang aku mau, akhirnya aku memutuskan untuk membeli kategori tribun yang warna
purple seharga Rp 175.000.
Hari yang ditunggu-tunggu tiba
Bulan berlalu
hari berganti. Tibalah aku di hari yang ditunggu-tunggu, yaitu Sabtu 25
Februari 2023. Sabtu pagi harinya, sebagai karyawan yang baru saja bekerja di
kantor tempatku bekerja ini, aku memutuskan untuk tetap bekerja di hari H
konser. Aku benar-benar takut kalau harus ijin full day untuk konser
ini, walau sebenarnya aku ingin sekali ijin karena konser ini diadakan bukan di
Kota Bandung, melainkan di Stadion Utama Gelora Bung karno Jakarta. Maksud hati
ingin “work life balance” eh yang ada malah sebuah kerempongan yang
terjadi.
Jam 09:00 aku
tiba di kantor dan langsung mulai bekerja. Alhamdulillah hari itu semua terasa
lancar dan mudah. Bahkan tak disangka-sangka, hari itu yang seharusnya pulang
jam 14:00 malah jadi lebih awal sepuluh menit. Aku merasa seperti semesta
seolah mendukungku untuk mewujudkan mimpi ini. Sepulang bekerja, dengan membawa
tiga tas perlengkapanku untuk ke Jakarta, aku pun berangkat menuju Stasiun
Bandung dengan diantar oleh adikku. Setelah menempuh waktu sekitar 20 menit,
aku pun tiba di Stasiun Bandung dan segera bergegas mencetak tiket kereta yang
sudah ku pesan via Traveloka. Aku memesan tiket kereta Argo Parahyangan kelas
Ekonomi Premium di gerbong satu. Setelah mencetak tiket aku pun berpisah dengan
adikku dan mulai masuk ke area pemeriksaan tiket dan setelah semua dataku
benar, akhirnya aku bisa masuk ke area dalam Stasiun Bandung untuk kemudian
menuju jalur dimana kereta yang akan ku naiki sudah menunggu. Kalau tidak
salah, keretaku saat itu ada di jalur 5. Kereta Argo Parahyangan ternyata sudah
tiba di jalur tersebut. Aku pun memasuki kereta dan mencari nomor kursiku.
Setelah ketemu, aku pun duduk sembari menunggu kereta berjalan. Aku berada di
kursi 3A, kemudian di belakangku ada seorang wanita yang juga duduk sendiri,
dia duduk di 2B. Lama kelamaan, kereta mulai dipenuhi dengan para penumpang
lain, pertanda kereta akan segera diberangkatkan. Saat aku sedang memandang
pemandangan dari jendela, di dekat kursiku tiba-tiba ada dua orang lelaki WNA
yang terdiam, sepertinya ia memperhatikan nomor kursi yang tertera. Mereka pun
berbincang, lalu bertanya kepada wanita yang tadi duduk di belakangku, kalau
dari yang aku tangkap, mereka menanyakan apakah kursi yang di belakang wanita tersebut,
yakni, kursi nomor satu, apakah ada pemiliknya atau tidak. Kemudian wanita tersebut
menjawab mungkin saja ada. Kedua lelaki WNA itu pun memutuskan untuk duduk
bersama di kursi nomor satu tersebut. Aku sih punya feeling, kayaknya salah satu
dari lelaki WNA itu ada yang seharusnya duduk bersamaku, dan satu bersama
wanita yang ada di belakangku deh. Tapi aku tak terlalu menghiraukan. Tak berapa
lama, ada seorang wanita mendatangi kursi nomor satu tersebut, benar saja,
kursi itu bertuan ternyata. Wanita yang ada di belakangku sudah ancang-ancang
berdiri, karena dia juga sepertinya sadar kalau salah satu dari lelaki WNA itu
pasti ada yang duduk bersamanya. Kemudian aku mendengar perbincangan salah satu
lelaki WNA itu dengan wanita yang duduk di belakangku. Intinya, lelaki WNA tersebut
meminta wanita tersebut untuk pindah duduk di depan bersamaku, dan dia ingin
duduk bersama temannya di kursi nomor dua itu Akhirnya, wanita tersebut bersedia
pindah ke depan dan duduk di kursi sampingku. Wanita itu pun permisi kepadaku,
dan aku mempersilakannya. Kemudian kereta pun berjalan tepat pukul 15:15. Tak
banyak yang ku lakukan di perjalanan, hanya tidur, sholat dan memperhatikan
pemandangan. Hingga akhirnya jam menunjukkan pukul 18:00, terlambat sedikit
dari waktu seharusnya, aku pun sampai di Jakarta dengan selamat.
saat di kereta |
Tiba di Stasiun Gambir, Jakarta |
Perjalanan Panjang dari Stasiun Gambir-Hotel-GBK
Setibanya aku di
Stasiun Gambir, aku pun bergegas turun ke lantai satu dan segera menuju gerbang
pintu keluar untuk memesan ojek online. Beberapa menit setelahnya aku
pun mendapatkan ojek online dengan tempat tujuanku adalah ke Hotel
terlebih dahulu untuk check in dan menyimpan tas. Sepanjang perjalanan
aku disuguhi pemandangan gedung-gedung tinggi. Aku sungguh masih tidak
menyangka bisa menginjakkan kaki di Jakarta untuk sedikit lagi mewujudkan
mimpiku. Di perjalanan, supir ojek online menanyakan darimana aku
berasal. Aku pun menjawab kalau dari Bandung. Lucunya, setelah sang supir tahu
aku dari Bandung, beliau malah membicarakan serial Preman Pensiun
kesukaannya hahahaha. Dari obrolan tersebut, akhirnya obrolan berujung ke hal
lain. Sang supir bercerita pengalamannya di-booking orang Surabaya yang
merantau ke Jakarta untuk mencari kos-kosan. Aku pun mendengarkan dengan
seksama sembari memikirkan, apakah sebaiknya aku juga menggunakan jasa beliau
untuk mengantarkanku sampai GBK. Karena memang sebenarnya tujuan akhirku adalah
kesana, aku ke hotel paling hanya sebentar, tidak akan sampai 10 menit, karena hanya
untuk check-in dan menyimpan tas saja. Tapi di satu sisi, ada ketakutan
juga dalam diriku, jika menggunakan ojek online namun aplikasinya dalam
keadaan offline. Bagaimana pun posisiku saat itu berada di luar kota
sendiri yang mana tak ada sanak saudara dan tak mengetahui jalanan Jakarta.
Tapi di satu sisi setelah aku melihat jalanan Jakarta yang sangat ramai, aku
juga jadi ketakutan, apakah setelah dari hotel aku akan dengan mudah kembali
mendapatkan ojek online atau tidak. Akhirnya setelah memikirkan berbagai pertimbangan, aku memantapkan hati
dengan bismillah aku putuskan menggunakan jasa beliau untuk mengantarku dari hotel
sampai GBK dengan posisi offline. Menjelang mendekati hotel, aku
beranikan diri untuk membicarakan niatku kepada beliau. Aku utarakan kalau aku
ingin menggunakan jasa beliau secara offline dari hotel ke GBK. Beliau
pun menyetujuinya dan tarif tetap disesuaikan seperti yang tertera di aplikasi.
Lalu aku pun tiba di hotel. Sama seperti niat awalku, aku pun ke hotel hanya
untuk Check-in dan menyimpan tas. Aku meminta beliau menungguku
sebentar di parkiran. Tak lama aku pun keluar dari hotel menuju parkiran, dan
segera bergegas menuju GBK bersama ojek offline HAHAHA.
Aku lupa
pastinya saat itu jam berapa, mungkin sekitar jam setengah tujuh malam. Sesuai dari
arahan yang pernah aku baca di akun management Raisa, untuk pengguna
transportasi online, sebaiknya titik turunnya adalah di FX Sudirman. Aku
pun bilang kepada bapak Driver untuk minta diturunkan di tempat tersebut. Singkat
cerita, tibalah aku di komplek GBK. Aku amazed banget sama GBK yang
ternyata seluas itu. Bener-bener norak hahaha. Aku pun turun di dekat Stadion
Utama Gelora Bung Karno. Aku lupa nih masuknya lewat pintu apa, pikiran udah
mulai gak fokus karena aku sudah melewatkan penampilan Opening Act-nya.
Setelah membayar jasa ojek sesuai tarif yang ada di aplikasi, aku pun
bergegas masuk ke area Stadion Utama Gelora Bung Karno. Aku bener-bener sudah
masuk dengan tergesa-gesa karena samar-samar aku mendengar suara Vidi Aldiano
dari dalam area Stadion. Ternyata dialah Opening Act-nya ☹. Aku pun semakin dekat dengan
petugas pemeriksaan tiket. Sialnya aku kurang prepare. Aku terlalu
menggampangkan bahwa barcode e-ticket yang ada di email, bisa aku akses
nanti saja menjelang pemeriksaan. Sayangnya di GBK sangat sulit sinyal, bahkan
tidak ada. Aku berkali-kali mencoba membuka email, namun selalu gagal. Perasaan
cape, kesal dan deg-degan jadi satu. Mana WIFI tak ada juga. Aku panik. Aku
meminta tolong salah satu petugas untuk tethering namun dia gak bisa bantu
dengan alasan HPnya di dalam tas. Aku pun berbalik arah memperhatikan
sekeliling, dan kemudian mataku tertuju pada seorang mba-mba yang lagi
sendirian. Aku pun memberanikan diri untuk meminta tethering kepadanya untuk
bisa membuka email. Alhamdulillah dia baik sekali dan memberikan tethering
kepadaku dengan nama hotspotnya adalah buttercup. Terima kasih banyak ya
mba buttercup, jasamu sungguh berharga untukku. Setelah mendapatkan tethering aku
pun langsung membuka email dan meng-screenshoot barcode tiket dan
berpamitan dengan Mba Buttercup untuk masuk terlebih dahulu. Aku pun melewati
pemeriksaan pertama, yaitu pemeriksaan barcode tiket dan juga KTP.
Setelah identitasku dinyatakan benar, aku pun bisa masuk untuk pemeriksaan
selanjutnya yaitu pemeriksaan tas. Tasku sih aman, tapi air minum yang aku bawa
gak aman dan terpaksa disita kemudian dibuang oleh petugas. Setelah merelakan
minumanku dibuang, aku dipersilakan untuk pilih gelang wristband.
Pilihanku jatuh kepada gelang wristband warna hijau. Setelah itu
akhirnya aku masuk ke area track lari GBK. Yayyyy
masuk di area track GBK, sedikit lagi menuju dalam stadion |
Setibanya di
dalam area track lari GBK, perjuangan belum berakhir sampai disitu. Aku
menyesalkan banget karena aku tuh bener-bener tipe manusia yang mudah panik.
Aku bener-bener ketakutan ketinggalan performance Raisa. Padahal udah
jelas kalau konser akan dimulai pukul 19:45 tapi aku berasa deg-degan banget
takut terlewat. Aku merasa ga ngerasain “vibes GBK”-nya. Banyak tenant-tenant
yang ada di area track lari tersebut, namun aku melewatkannya. Salah satunya
adalah tempat penjualan merchandise Raisa. Aku bahkan sampe gak beli
lagi minum walaupun di dalam ada tenant dari Aqua. Bayangin nonton konser tanpa
minum, sehaus apa rasanya wkwk. Fokusku saat itu adalah ingin segera masuk ke
dalam area stadion. Aku pun mencari pintu masuk menuju area tempat dudukku. Setelah
menemukan pintunya, aku pun naik ke lantai paling atas. Setelah itu aku harus
mencari lagi pintu untuk masuk ke dalam area tribun. Singkat cerita sampailah
aku di kursiku, di tribun kanan warna purple. Aku pun duduk dengan
perasaan cape, lega, dan senang jadi satu. Oh seperti ini ternyata stadion GBK
itu. Ini merupakan pengalaman pertamaku berkunjung ke stadion bola. Sebelumnya
mana pernah kepikiran dateng ke stadion bola. Ketika aku datang konser belum
dimulai. Tuhkan aku tuh kecepatan kan. Tapi kondisi stadion saat itu sudah
cukup ramai sih.
Akhirnya konser dimulai
Aku udah gak merhatiin jam saat itu. Tiba-tiba dari atas panggung ada Kunto Aji. Semua penonton pun bersorak. Kunto Aji mengajak semua penonton untuk berdiri dari kursi dan bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sangat nasionalis sekali bukan. Semua penonton pun berdiri dan sama-sama bernyanyi. Setelah selesai bernyanyi lagu Indonesia Raya, Kunto Aji pun pamit dan lampu dekat area panggung mulai di-setting lebih redup. Lalu, sebuah layar besar yang ada di sudut kananku menampilkan video perjalanan bermusik Raisa dari awal hingga kini. Setelah selesai video tersebut diputar, tiba-tiba penonton yang ada di area festival berteriak duluan, ternyata Raisa sudah berdiri di atas panggung paling ujung depan dengan menyanyikan lagu “Berdamai”. Lalu dilanjut dengan lagu “Biarkanlah” dan lagu-lagu lainnya yang gak mungkin aku sebut semua, kurang lebih mungkin ada sekitar 26 lagu yang Raisa bawakan malam itu.
Aku sangat
ngerasa senang malam itu, karena bisa nonton konser tunggal Raisa setelah
melewatkan beberapa konser tunggal yang sudah pernah Raisa gelar beberapa kali
sebelumya. Tapi emang dasar manusia ga ada puasnya, aku agak menyesal karena
memilih kursi tribun, karena Raisanya bener – bener jauh dan terlihat seperti
lidi di mataku. Belum lagi layar besar yang ada, menurutku kurang mendukung di beberapa
penampilan Raisa malam itu, karena kadang desain visual di layar tersebut lebih
banyak ketimbang menampilkan wajah Raisanya. Ya sebenernya bagus sih, tapi yang
di tribun kan Alhamdulillah banget gak keliatan hehe. Aku memilih kursi tribun
juga karena aku harus menyesuaikan dengan budget yang aku miliki.
Yaudahlah gapapa maybe next time aku bisa nonton lagi konser Raisa
dengan lebih baik lagi.
Walau ada
sedikit hal yang aku kurang sreg, tapi secara keseluruhan acara, semua berjalan
dengan baik dan lancar. Aku sangat enjoy dengan konser tersebut. Banyak banget
lagu-lagu yang Raisa bawakan. Gak Cuma nyanyi, tapi Raisa juga coba membangun
komunikasi sama para penonton biar gak boring. Seperti menjelang nyanyi
lagu “Serba Salah” Raisa sempat curhat tentang hal-hal yang terjadi
menjelang konser dilaksanakan. Seperti isu bahwa stadion bola tidak boleh
digunakan untuk konser, juga kejadian lucu ketika panggung sudah dibangun,
tiba-tiba ada pertandingan bola yang ditayangkan secara live oleh salah satu
stasiun TV, yang akhirnya mengharuskan panggung tersebut ditutup kain demi
tidak terjadi kebocoran tata panggung. Terus ada juga moment saat Raisa terharu
ketika membawakan lagu “Jatuh Hati”. Untuk lagu ini, Raisa meminta para
penonton untuk menyalakan flashlight dari HP biar suasana lebih syahdu.
Selain itu ada juga moment saat Raisa menyanyikan lagu “Mantan Terindah”.
Ia mengajak salah satu penonton untuk naik ke atas panggung dan mem-video
call mantan pacarnya. Sayangnya karena kesulitan sinyal, jadinya gagal
menghubungi mantan pacar penonton tersebut. Lalu Raisa mengajak kami para
penonton untuk menyanyikan reff lagu “Mantan Terindah” dan direkam
menggunakan HP si Mas penonton tersebut agar nanti si Masnya kirim ke
mantannya. Setelah itu, Mas penonton pun kembali turun panggung dan Raisa mulai
menyanyikan lagu “Mantan Terindah”.
Tak hanya
sendiri, tapi juga berkolaborasi
Selama berkarir,
Raisa dikenal pernah beberapa kali berduet dengan beberapa penyanyi. Salah
duanya adalah Isyana Sarasvati dan Afgan. Maka dari itu, Raisa pun mengajak
mereka untuk berkolaborasi bersama di konser malam itu. Bersama Afgan, Raisa
membawakan lagu duet mereka yang berjudul “Percayalah”. Sedangkan Isyana
ditunjuk untuk memainkan piano mengiringi Raisa membawakan lagu “Nyawa dan
Harapan”. Tak hanya sampai disitu saja, kolaborasi juga terus berlanjut,
yaitu kolaborasi yang sangat epic dan tak terduga. Raisa mengajak Isyana, Afgan
dan juga Vidi Aldiano, sang opening Act, untuk bersama-sama membawakan
lagu “Anganku Anganmu” . Penampilan mereka berempat sungguh memukau para
penonton. Gak cuma moment-moment yang seru tapi ada juga yang haru biru. Yaitu
saat Raisa membawakan lagu “Jangan Cepat Berlalu”. Menjelang akhir lagu
tiba-tiba terputar rekaman suara Zalina yang sedang bercanda dengan Raisa.
Mereka saling mengungkapkan rasa cinta mereka sebesar apa. Ada satu kalimat
yang lucu, yaitu Zalina bilang kalo rasa sayang dia kepada sang Mama, Raisa
yaitu sebesar kulkas. Tak pelak ucapan itu mengundang gelak tawa para penonton.
Kemudian Raisa pun melanjutkan menyanyikan bait terakhir lagu tersebut. Setelah
selasai Raisa bernyanyi tiba-tiba terdengar kembali suara imut Zalina
mengucapkan selamat kepada Raisa atas konser yang terlaksana. Zalina juga
mengatakan ia bangga kepada sang Mama. Rekaman suara Zalina tersebut mampu
membuat haru tak hanya untuk para penonton tapi juga untuk Raisanya. Belakangan
diketahui, bahwa rekaman suara tersebut direkam tanpa sepengetahuan Raisa. Jadi
Raisa merasa sangat terkejut. Tadinya Raisa berniat mengajak Zalina untuk
menonton konsernya, namun sayangnya Zalina sakit, jadi pupuslah harapan Raisa
itu.
Konser pun terus
berlanjut hingga tibalah di penghujung acara, sebagai penutup Raisa membawakan
lagu “Usai Di Sini” dengan busana yang lebih casual dan juga turun dari
panggung untuk bersalaman dengan para penonton yang dekat dengan panggung. Duh
beruntung banget ya. Setelah lagu tersebut berakhir, berakhir jugalah konser
tersebut. Perlahan Raisa pun mulai berpamitan dan beranjak meninggalkan
panggung. Lighting pun dinyalakan dan suasana stadion lebih terang.
Penonton beranjak meninggalkan kursi dan bergegas keluar dari stadion. Jam
menunjukkan sekitar pukul 10 malam saat aku bergegas keluar. Saat keluar pun
antrian cukup kondusif.
Saat mulai
keluar dari area stadion GBK, aku melihat banyak sekali kelompok ojek online
yang menawarkan jasa ojek offline. Tadinya aku sempat tergiur, namun lagi-lagi
aku ketakutan soal keamanan. Aku pun memutuskan jalan terus hingga keluar
gerbang GBK. Aku pun tiba di gerbang Pemuda, lalu segera mencari ojek melalui
aplikasi. Setelah menunggu beberapa waktu, akhirnya aku dapat seorang driver,
sayangnya jarak driver kalau tidak salah kurang lebih satu kilometer dari
tempatku berada. Aku berusah menghubungi driver tersebut, namun tak kunjung ada
respon. Akhirnya aku pun memutuskan untuk men-cancel pesanan tersebut,
sebelumnya aku sudah minta izin untuk meng-cancel, namun tetap saja
tidak ada respon. Bingung banget deh sama tu ojek. Waktu menunjukkan hampir
pukul 11 malam dan aku masih belum mendapatkan ojek. Saat itu aku bener-bener
deg-degan, aku ga pernah banget berada di luar rumah malam-malam kayak gitu,
apalagi itu di kota orang. Di kota sendiri aja kalo udah jam segitu pasti aku
udah tidur. Aku pun mencoba lagi mencari driver ojek, dan alhamdulillah dapet.
Jarak driver dan aku pun dekat, ternyata sang driver ada di belakangku wkwk.
Akhirnya aku pun berjalan pulang kembali ke hotel bersama driver tersebut.
Gila sih gak
nyangka banget hampir tengah malam aku masih membelah jalanan Jakarta. Akhirnya
aku pun tiba di hotel tempat amu menginap. Aku langsung menuju ke lobby dan
mengambil tas serta kunci kamarku. Hotel tempatku menginap cukup unik, karena
terdiri dari dua gedung yang terpisah. Jadi setelah dari lobby, aku harus
keluar dari gedung tersebut dan menuju ke gedung kedua yang terletak di
belakang. Aku pun memasuki gedung kedua tersebut dan naik tangga menuju laintai
dua, lantai dimana kamarku berada. Malam itu rasanya aku sangat senang dan
bersyukur, mimpi aku buat nonton konser tunggal Raisa bisa terlaksana. Semoga
nanti aku bisa nonton lagi konser Raisa lainnya.
happy me! |
Notes: aduh aku tahu banget tulisan ini banyak banget kekurangannya monmaap banget yaaa. maaf juga ga banyak foto-foto yang bisa ditampilkan di sini khususnya foto-foto pas konser karena emang ga banyak ambil gambar karena HP kentangku kesulitan memotret mbak Yaya yang jauh di sana sedangkan aku berada di kursi tribun wkwk. doakan aku next bisa nonton konser mbak Yaya lagi yaaa. kalo mau liat lagu-lagu apa aja yang dibawakan Raisa, bisa cek highlight IG-ku aja yaaa di @sucisuc_ . Thankyou
Komentar
Posting Komentar