Mudik 2022
Setelah sekian lama gak ngerasain
mudik lebaran, akhirnya alhamdulillah di tahun 2022 ini aku bisa lagi ngerasain
mudik lebaran. Biasanya aku menghabiskan lebaran selalu di kantor karena aku
tetap masuk bekerja. Tapi karena tahun ini aku baru aja resign dari
kantorku dan belum mendapatkan pekerjaan lagi, jadi ya sudah kuputuskan untuk
mudik saja untuk merayakan hari Raya Idul Fitri tahun ini bersama keluarga
besar.
Aku dan keluarga berangkat
tanggal 1 Mei 2022. Kami berangkat pagi sekali sekitar pukul 6 pagi dari rumah
menuju terminal Leuwi Panjang menggunakan taksi online. Setibanya di Terminal
Leuwi Panjang aku takjub dengan kondisi terminal yang kini lebih baik dan bagus
secara interior walaupun bagian dalam gedungnya masih belum terisi dengan furniture
pendukung. Aku dan keluarga menaiki bis jurusan Terminal Kalideres. Kami
sekeluarga merupakan penumpang awal yang menaiki bis tersebut. Hingga akhirnya
perlahan berdatangan penumpang lain dan sekitar pukul 06:56 bis berjalan
meninggalkan terminal Leuwi Panjang.
Kini Terminal Leuwi Panjang memiliki eskalator |
Pukul 07:17 bis memasuki tol
Pasirkoja. Aku sungguh excited sekali dengan perjalanan kali ini.
Bagaimana tidak, ini adalah perjalanan mudikku setelah sekian lama tidak mudik
ke rumah Nenekku di Tangerang. Pada tahun 2016 dan 2019 aku juga sempat ke
Tangerang sih, tapi aku pergi setelah masa mudik Lebaran lewat, jadi ya anggep
aja kayak liburan biasa. Kalau perjalanan kali ini kan aku bener-bener
jalaninnya saat masih di bulan Ramadan, jadi nuansa mudiknya terasa. Belum lagi
kondisi negara yang masih di bawah bayang-bayang pandemi menjadikan ini adalah
pengalaman pertama kalinya ke luar kota dengan harus menggunakan masker. Dan
hal lain yang bikin aku excited dengan perjalanan mudik kali ini adalah
karena perjalanan ini adalah perjalanan pertama kalinya lagi setelah traveling-ku
ke Yogyakarta Maret 2022 lalu. Setelah dua tahun lamanya gak ke luar kota
akhirnya bisa jalan-jalan lagi. Seneng banget. Karena seneng banget aku
berusaha untuk sangat menikmati perjalanan ini dengan melihat pemandangan di
samping kiriku. aku matikan koneksi internet di HPku, pasang headset
memutar lagu, dan mataku terus tertuju melihat pemandangan yang ada.
Sekitar pukul 08:18 bis memasuki
tol, tapi aku lupa nama gerbang tolnya. Setelah itu bis sempat berhenti sebentar
di rest area. Ada satu penumpang juga yang turun hendak membeli sesuatu di
minimarket. Selepas itu bis kembali berjalan menyusuri jalan tol. Bis yang aku
tumpangi ini hanya membawa penumpang sedikit, kalau ku kira-kira, mungkin tak
sampai 25 penumpang yang ada di dalam bis ini. Entah karena ini perjalanan
pagi, atau memang peminatnya sedikit dikarenakan uniknya rute bis ini. Kenapa
aku sebut unik, ya karena jarang sekali ada orang yang memiliki kampung halaman
di Tangerang. Tangerang bukanlah tujuan mudik yang umum seperti orang-orang
yang pergi mudik ke arah Jawa Tengah atau Jawa Timur. Makanya ada temanku yang
berkata bahwa perjalanan mudikku unik karena perginya ke kota hehe. Jalan yang
ku lalui menuju Tangerang pun sangat jauh dari kata macet, jalan Tol arah
Bandung menuju Jakarta sangatlah lancar. Nah baru arah sebaliknya yang justru
macet. Aku bersyukur sekali dengan kelancaran perjalanan ini.
Banyak yang aku lihat selama di
perjalanan hingga akhirnya tidak terasa sudah sampai di Jakarta, ditandai dengan
banyaknya gedung-gedung tinggi yang menghiasi perjalananku, bukan lagi kebun
kosong ataupun konstruksi bangunan. Hal lain yang menandai bahwa aku telah tiba
di Jakarta adalah lengangnya jalanan yang aku lalui. Seperti pada umumnya
menjelang Lebaran, jalanan Jakarta selalu akan menjadi lengang, itu dikarenakan
mayoritas penduduk Jakarta yang merupakan perantau, pasti akan pergi mudik
menjelang Lebaran tiba. Aku sangat menikmati kondisi lengangnya jalanan Jakarta
ini, karena terbebas dari macet. Pada pukul 09:10 bis yang ku naiki masuk ke
gerbang Tol Halim 2 dan pukul 09:41 memasuki gerbang Tol Tangerang. Waah
Tangerang semakin dekat.
Sampai di Jakarta |
Sama dengan jalanan Kota Jakarta
yang lengang, jalanan Kota Tangerang pun sama lengangnya. Ya sepertinya sama,
Kota Tangerang juga ditinggalkan sebagian besar warganya mudik. Setelah
berjalan beberapa waktu, aku dan keluargaku memutuskan untuk turun di sebuah
daerah yang bernama Taman Pintu Air. Titik akhir bis ini sebenarnya hingga ke
Terminal Kalideres, tapi aku dan keluargaku memilih turun di Taman PIntu Air
karena lebih dekat dengan daerah rumah Nenek. Setelah turun di Taman Pintu Air,
perjalanan dilanjutkan dengan menaiki angkot menuju daerah Sangiang. Aku
memberhentikan angkot di depan SMP 5 Tangerang. Cukup kerepotan sih naik angkot
dengan barang bawaan yang lumayan banyak, tapi mau gimana lagi demi mengirit
ongkos ehehe. Ketika sampai di Tangerang mau tak mau aku harus beradaptasi
dengan cuacanya yang super panas. Maklumlah terbiasa di Bandung yang adem dan
sejuk, ketika merasakan panasnya Tangerang rasanya sangat tidak betah. Tapi ya
mau bagaimana lagi, aku gak bisa mengubah cuaca kan, aku yang harus
beradaptasi. Jarak dari SMP 5 Tangerang ke daerah yang bernama Sangiang ini
agak lumayan jauh sih, aku gak tahu berapa menit ditempuhnya karena aku fokus
merhatiin jalanan aja hehe. Setelah beberapa waktu tibalah aku di daerah
Sangiang. Tapi perjalanan belum usai, dari daerah tersebut perjalanan masih
harus dilanjutkan hingga menuju komplek perumahan Nenekku di daerah Kutabumi.
Setelah turun dari angkot yang berwarna putih hijau itu aku dan keluargaku
melanjutkan perjalanan dengan angkot yang berwarna kuning hijau hingga tiba di
depan komplek perumahan Nenekku. Setelah turun dari aku pun berjalan masuk ke
dalam komplek hingga akhirnya tiba di rumah Nenekku.
Alhamdulillah perjalanan mudik
tahun ini sangat menyenangkan, aman dan lancer. Aku berharap semoga setiap
tahunnya aku bisa mudik untuk merayakan lebaran bersama keluarga besarku.
Aamiin
Komentar
Posting Komentar