Mudik

Pengen nge-share sedikit cerita aja. Yaa meskipun udah lama sih hehe.  Sebulan yang lalu tanggal 1 Agustus 2016, aku dan ibuku mudik (late bgt)  ke Tangerang. Tangerang nih kampung halaman ibuku. Sebenernya ga kampung halaman bgt sih karna bukan asli orang sana juga. Ibuku berdarah Minang, yang lahir di Tanjungkarang, Lampung namun tinggal dan besar (sampe nikah)  di Tangerang. Setelah aku lahir barulah ibu pindah ngikut Ayah ke Bandung. Oke sedikit aja lah yaa silsilah keluarga ku hahha.

Subuh itu pukul 03:00 aku udah bangun tidur. Setelah mempersiapkan semuanya mulai dari makan sampe solat subuh,  pukul 05:00 aku dan ibu, yang juga di antar oleh Ayah berangkat ke Stasiun Kereta Api Bandung. Kita menggunakan taxi menuju ke Stasiun. Setibanya di stasiun pukul 05:20 aku langsung nukerin struk tiket kereta yang aku beli lewat salah 1 minimarket,  dengan tiket kereta yang asli. Enak banget deh sekarang kalo mau naik kereta api,  bisa pesen tiket lewat online, atau lewat minimarket. Setelah tiket di tangan,  aku dan ibu langsung check in dan menunggu di ruang tunggu. Akhirnya kereta yang akan kami tumpangi yaitu Argo Parahyangan Jurusan stasiun Gambir ( karna ga ada kereta jurusan Tangerang,  jadi harus lewat Jakarta dulu,) sudah selesai di bersihkan dan para penumpang pun dipersilahkan untuk naik. Tepat pukul 06:30 kereta pun berangkat meninggalkan Bandung. Jakartaaaaa i'm cominggg 😊

Ini adalah pengalamanku kembali setelah sekian lamanya tak naik kereta api. Disaat orang lain tertidur sangat lelapnya di kereta selama perjalanan,  beda denganku yang begitu menikmati perjalanan. Aku terus memandangi jalan yang ada di sebelah kananku. Banyak yang aku lewati mulai dari kebun kosong,  perkampungan warga, hamparan sawah, juga sungai. Yang tak terlupakan adalah ketika kereta yang kutumpangi melewati sebuah terowongan yang lumayan panjang. Mungkin kurang lebih 5 menit kereta yang kami tumpangi berada di dalam terowongan,  sehingga menciptakan suasana yang gelap. Serasa malam hari. Setelah keluar dari terowongan,  pemandangan pun berganti jadi perkampungan warga. Setelah melewati stasiun Bekasi,  pemandangan yang disuguhi selalu perkampungan warga. Aku sangat senang melihatnya. Melihat orang yang berdiri di depan rumahnya untuk menyaksikan kereta lewat. Mungkin itu adalah salah 1 hiburan murah meriah bagi mereka.

Pukul 09:48 tibalah kereta yang kami tumpangi tiba di Stasiun Gambir. Nuansa serba hijau, dan yang paling aku suka dari stasiun Gambir adalah keunikannya. Yaitu rel kereta api berada di lantai atas. Setelah menuruni 2 lantai menggunakan tangga tibalah aku dan ibu di lobby stasiun Gambir. Berhubung tak ada saudara yang bisa menjemput,  kami putuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Tangerang menggunakan Bis Kota. Daaan disinilah tanntangannya

Saat aku memutuskan ingin ke Tangerang naik kereta,  Ibu sempat tak setuju. Ya karna menurut beliau ribet,  karna harus berhenti di Jakarta. Tak ada kereta yang langsung turun di Tangerang. Namun karena aku kekeuh ingin naik kereta,  akhirnya Ibu luluh. Aku juga sempat mencari lewat Google,  angkutan apa yang bisa untuk meneruskan perjalanan ke Tangerang. Dan ketemulah dengan Bis Bianglala. Bis ini beraangkat dari Daerah Senen dan berakhir di Ciledug Tangerang. Kami menunggu di sebuah halte tepat di depan stasiun Gambir. Cukup lama kami menunggu, sempat terlintas untuk naik taxi online aja ke Tangerang,  namun setelah melihat perkiraan ongkosnyaa, hmm rasanya ga mungkin karna mahal banget hahaha. Aku juga teringat pesan Ayah saat aku memutuskan untuk naik kereta api ke Tangerang. Begini beliau berpesan "Udahlah dari Gambir ke Tangerang ga usah naik taxi. Kalo naik taxi pasti mahal. Belajar naik bis,  biar ada pengalaman di Jakarta" . Akhirnya kami putuskan untuk tetap menunggu bis. Saking resahnya menunggu bis, aku sampai tidak sadar kalo jalanan yang ada di depanku,  yang awalnya ramai hilir mudik pengendara bermobil, seketika jalanan lengang. Aku bertanya tanya kira kira ada apa?  Dari arah kanan aku melihat ada mobil Polisi berwarna putih yang biasa di pakai untuk mengawal melintas. Aku menerka, oh mungkin ada Pejabat Penting yang mau lewat. Tapi ternyata yang lewat ini adalah orang yang sangat sangat penting di NKRI. Yup siapa lagi kalo bukan Bapak Presiden Joko Widodo. Sungguh ga nyangka bisa melihat beliau (ya meskipun ga yakin juga aku kalo Bapak Presiden liat aku juga hahaha). Beliau menaiki kendaraan sedan hitam, dengan plat mobil yang khas yaitu RI 1. Bapak duduk di kursi penumpang belakang sebelah kiri dan wajahnya tepat menghadap kaca mobil. Makanya aku bisa liat hahaha. Aku sungguh takjub dengan apa yang aku liat barusan. Baru liat kaya gitu aja aku udah seneng banget,  apalagi kalo ketemu langsung yaa hahahaha (amin) . Setelah mobil Pak Jokowi lewat,  bis Bianglala yang di tunggu pun datang. Dari gambir,  aku melewati jalan jalan penting Ibukota,  seperti Bundaran HI, kawasan Sarinah yang kemarin sempat kena teror bom. Juga gedung gedung tempat penting yang biasanya cuma liat di TV seperti,  Wisma Nusantara yang sering dipakai shooting oleh TV One, atau kantor TV SCTV. Jakarta yang kulihat di TV dan yang aku alami saat perjalanan menuju Tangerang tak beda jauh ternyata. Panas, macet, banyak gedung gedung pencakar langit, jalur busway dan masih banyak lagi.

Setelah perjalanan sekitar 1,5 jam di bis, sampailah akhirnya di wilayah ciledug tangerang. Aku dan ibu berhenti di jalan (lupa nama jalannya) . Setelah turun dari bis, kami pun melanjutkan perjalanan ke rumah Nenek menggunakan angkot.

Sampailah akhirnya kami di wilayah perumahan kunciran mas permai, rumah masa kecil ibuku. Senang rasanya kembali lagi kesini, apalagi tetangga tetangga Nenekku sebagian besar Alhamdulillah masih mengingatku hahahaha.

Kedatanganku bersama Ibu memang surprise bagi Nenek & Kakek. Kami sengaja tak memberitahu mereka. Sebenarnya Nenek pengennya aku mudik pas hari lebaran. Tapi berhubung aku kerja di hotel, dan ga bisa libur,  jadilah aku ga bisa memenuhi permintaan Nenek. Nenek sungguh kaget pas liat aku dan ibu datang. Beliau sempat tak percaya hahaha. Bahkan sempat sedikiit marah karna tidak memberi tahu terlebih dahulu hahaha. Nenek marah bukan karena beliau ga suka kedatangan kami, tapi lebih tepatnya karena Nenek belum sempat menyiapkan apapun untuk kedatangan cucunya yang sangat disayang (hahahah PD). Aku tau sekali sifat Nenek setiap cucunya mau datang ke rumahnya pasti beliau bakal masak banyak dan enak enak pastinya. Aku & ibu memang tidak mau memberi tahu karena takut merepotkan Nenek. Apalagi usianya sudah tua, kami ga mau Nenek terlalu kecapekan.

Sekian deh cerita ini haaha. Maaf kalo gj ataupun aneh. Namanya juga masih tahap belajar.

                               ❌⭕❌⭕ Suci

Komentar

Postingan Populer